Katalog 2017

MODERNITAS DAN POSMODERNITAS

Modernitas memang ditakdirkan lahir sebagai penakluk. Semangat kelahirannya adalah semangat pemberontakan, pemberontakan terhadap kekuasaan alam dan hegemoni agama. Dengan teknologi sebagai tulang punggung modernitas, alam pun meleleh dari keagungan misteriusnya selama berabad-abad. Alam bisa ‘ditelanjangi’ penemuan demi penemuan ilmiah yang secara gencar terus dilakukan. Manusia Eropa pun mulai menancapkan pengaruhnya ke seluruh dunia. Imperialisme berabad-abad dari abad ke-16 hingga tengah abad ke-20 adalah buah nyata modernitas.
Modernitas bukan hanya alat-alat teknis, tetapi juga nilai-nilai. Pada level subyek, ia menawarkan otonomi personal. Manusia modern adalah manusia yang merasa dirinya sebagai pusat, manusia yang tidak diatur tetapi mengatur sekelilingnya dengan data-data pengetahuan yang dimilikinya. ‘Saya berpikir, maka saya ada’, demikian kumandang Rene Descartes. Pada level obyek, positifisme adalah nilai pusat modernitas. Segala sesuatu, dalam pandangan modernitas, ada jika ia bisa diukur. Auguste Comte, dalam konteks ini, mendeklarasikan kematian metafisika. Sementara sebagai entitas sejarah, modernitas memandang dirinya sebagai titik kulminasi sejarah. Ia dengan demikian menjadi totaliter dan tidak menerima eksistensi the other. Dialektika historis-nya Hegel adalah bukti pandangan ini.

MODERNITAS DAN POSMODERNITAS Read More »

Praktik Sekolah Perjumpaan di Pondok Pesantren

Buku ini memang dihajatkan sebagai rekaman proses empirik Sekolah Perjumpaan, setelah buku teoretiknya, terlebih dahulu lahir. Ada beberapa sekolah yang telah memulai “Sekolah Perjumpaan” dengan progres yang berbeda-beda, mulai dari yang sudah sangat massif dan dinamis, hingga yang masih meraba-raba dan masih tahap konsolidasi internal. Pondok Pesantren Hikmatusysyarief dalam penilaian TIM Pakar, dianggap sebagai lembaga yang paling cepat dan paling dinamis dalam menerapkan prinsip-prinsip Sekolah Perjumpaan. Inilah yang menjadi pertimbangan kami menulis tentang Hikmatusysyarief yang sekarang ini sedang bertransformasi menjadi lembaga yang berorientasi holistik; membangkitkan potensi internal semua elemen pesantren, mulai dari guru, siswa dan pengurus, alumni, untuk sama-sama menjadi pembelajar dalam pengertian yang lebih utuh. Semua orang adalah guru bagi seorang pembelajar sejati, sebagaimana setiap perjumpaan adalah sekolah

Praktik Sekolah Perjumpaan di Pondok Pesantren Read More »

Scroll to Top