Penulis :
- Joko Jumadi
- Ruly Ardiansyah
- Taufan
- Khairus Febryan Fitrahady
- Febriyan Humadi Sukmana
- M. Riaddhussyah
- Nurul Apriyanti
Editor :
- sanabil creative
Layout :
- sanabil creative
Desain Cover :
- sanabil creative
Dimensi dan Jumlah Halaman :
- 14 x 21 cm (255 hlm)
- Tahun terbit : 2019
ISBN :
- 978-623-7090-35-9
Di Provinsi Nusa Tenggara Baratkasus ABH juga cukup tinggi dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang ditangani oleh Bapas di wilayah Kanwil Kementerian Hukum dan Ham Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2016 tercatat ada 91 kasus ABH yang ditangani. Pada tahun 2017 jumlah kasus yang ditangani mengalami peningkatan drastissebanyak 173 kasus yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat. Hal tersebut cukup memprihatinkan dan memerlukan perhatian serta upaya lebih dari pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak terkait dalam hal penanganan dan pencegahan.
Terdapat dua motivasi untuk mempelajari dan menganalisis kejahatan yang dilakukan anak atau kenakalan anak dan remaja yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Yang termasuk motivasi intrinsik adalah faktor intelegensi, usia, jenis kelamin, dan kedudukan anak dalam keluarga (Soetodjo& Wagiati, 2006). Jika ditinjau dari latar belakang ABH, pada umumnya, ABH berjenis kelamin laki-laki dan berusia antara 13 hingga 17 tahun. Status pendidikan dan ekonomi ABH pun tergolong sangat rendah. Pendidikan ABH pada umumnya yaitu lulusan SMP atau bahkan ada yang tidak lulus SD, sedangkan kondisi sosial ekonomi pun kalangan menengah ke bawah (Nurhaeny, dkk, 2010). Faktor intelegensi dapat memengaruhi anak dalam mempertimbangkan baik atau buruknya perilaku yang dilakukan, usia memengaruhi pola pikir dan pemahaman moral di masyarakat tempat tinggalnya, jenis kelamin laki-laki cenderung lebih rentan melakukan pelanggaran hukum, dan kedudukan anak dalam keluargapun akan memengaruhi psikologis anak ketika melakukan kejahatan.